tes

Welcome To hasanulcholid.blogspot.com

Minggu, 08 Mei 2011

Jendela rumah sakit

Dua orang pria, keduanya menderita sakit keras, sedang di rawat di sebuah kamar rumah sakit. Seorang di antara mereka menderita suatu penyakit yang mengharuskannya duduk di tempat tidur selama satu jam di setiap sore utuk mengosongkan cairan di paru-parunya. Kebetulan, tempat tidurnya berada di tempat sisi jendela satu-satunya di kamar itu. Sedangkan pria yang lain harus berbaring lurus di atas punggungnya.
            Setiap hari mereka saling bercakap-cakap selama berjam-jam. Mereka membicarakan istri dan keluarga, rumah, pekerjaan, keterlibatan mereka di ketentaraan, dan tempat-tempat yang mereka pernah kunjungi selama liburan.
            Setiap sore, ketika pria yang tempat tidurnya dekat jendela di perbolehkan duduk, ia menceritakan tentang apa yang terlihat di luar jendela kepada rekan sekamarnya. Selama satu jam itulah, pria ke dua merasa begitu senang dan bergairah membayangkan betapa luas dan indahnya semua kegiatan dan warna-warni indah di luar sana.
            “di luar jendela tampak sebuah taman dengan kolam yang indah. Itik dan angsa berenang-renang cantik, sedangkan anak-anak bermain dengan perahu mainan. Beberapa pasangan berjalan bergandengan di tengah taman yang di penuhi berbagai macam bunga berwanakan pelangi. Sebuah pohon  tua besar menghiasi taman itu, jauh di atas sana terlihat kaki langit kota yang mempesona. Suatu senja yang indah.”
            Pria pertama menceritakan keadaan di luar jendela dengan detil, sedangkan pria yang lain berbaring memejamkan mata membayangkan semua ke indahan pemandangan itu, perasaannya menjdi lebih tenang, dalam menjalani keseharian di rumah sakit itu. Semangat hidupnya menjadi lebih kuat, percaya dirinya bertambah.
            Pada suatu sore lain, pria yang duduk di dekat jendela menceritakan tentang parade karnaval yang sedang melintas. Meski pria yang ke dua tidak dapat mendengar suara parade itu, namun ia dapat melihatnya melalui pandangan mata pria yang pertama yang menggambarkan semua itu dengan kata-kata yang indah. Begitulah seterusnya, dari hari ke hari dan satu minggu pun berlalu.
            Suatu pagi, perawat datang membawa sebaskom air hangat untuk mandi. Ia mendapati pria yang berbaring di dekat jendela itu meninggal dunia dengan tenang dalam tidurnya. Perawat itu menjadi sedih lalu memanggil perawat lain untuk memindahkannya ke ruang jenazah. Kemudian pria yang kedua ini meminta perawat agar ia bisa di pindahkan ke tempat tidur di dekat jendela itu. Perawat itu menuruti kemauannya dengan senang hati dan mempersiapkan segala sesuatunya. Ketika semuanya selasai, ia meninggalkan pria tadi seorang diri dalam kamar. Dengan perlahan dan kesakitan, pria ini memaksakan dirinya untuk bangun, ia ingin sekali melihat keindahan dunia luar melalui jendela itu. Betapa sengangnya, akhirnya ia bisa melihat sendiri dan menikmati semua ke indahan itu. Hatinya tegang, perlahan ia menjengunkkan kepalanya ke jendela di samping tempat tidurnya, apa yang di lihatnya? Ternyata jendela itu menghadap ke sebuah tembok kosong!!!
            Ia berseru memanggil perawat dan menanyakan apa yang membuat teman pria yang sudah wafat tadi bercerita seolah-olah melihat semua pemandangan yang luar biasa indah di balik jendela itu. Perawat itu menjawab sesungguhnya pria tadi adalah seorang yang buta bahkan tidak bisa melihat tembok sekalipun.
“barangkali ia ingin memberimu semangat hidup” kata perawat itu.

RENUNGAN :
            Kita percaya , setiap kata selalu bermakna bagi setiap orang yang mendengarnya. Setiap kata, adalah layaknya pemicu yang mampu menelisik sisi terdalam hati manusia, dan membuat kita melakukan sesuatu. Kata-kata akan selalu memacu dan memicu kita untuk menggerakan setiap anggota tubuh kita, dalam berpikir,bertindak.
            Kita percaya dalam kata-kata tersimpan kekuatan yang sangat kuat dan kita telah sama-sama melihatnya dalam cerita tadi. Kekuatan kata-kata akan selalu hadir pada kita yang percaya.

source :
http:// www.keeboo.com 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar